Survei: 89% Orang Indonesia Pakai WhatsApp Untuk Komunikasi

  • Bagikan
Fakta Membuktikan Orang Indonesia Pakai WhatsApp Untuk Berkomunikasi. Foto: Getty Images

Jakarta– Fakta mengungkapkan bahwa mayoritas orang Indonesia menggemari WhatsApp. Berdasarkan survei Ding, platform top up seluler, WhatsApp menjadi layanan pesan instan yang paling banyak digunakan orang Indonesia untuk berkomunikasi dengan yang lain.

Dari survei tersebut terungkap 89% responden menyatakan bahwa WhatsApp merupakan media yang orang Indonesia pilih untuk saling berkomunikasi. Setelah itu diikuti Facebook dengan persentase 44% dan Instagram 41%.

Selain itu, lebih dari 70% orang Indonesia rupanya tertarik dengan SuperApp, di mana 64% di antaranya seperti pengiriman pulsa lewat aplikasi adalah cara yang disukai saat ini.

Temuan di atas merupakan satu dari lima fakta lainnya soal pelanggan seluler Indonesia, fakta yang dimaksud yaitu:

  • Di Indonesia, 93% responden berpartisipasi dalam setidaknya satu aspek pasar prabayar dengan 48% menggunakan dua atau lebih produk prabayar.
  • Menerima pulsa merupakan pengalaman positif bagi masyarakat Indonesia.
  • Tanggung jawab untuk membantu keluarga dan teman jadi prioritas utama.
  • Populernya kegiatan saling mengirim pulsa.
  • Pandangan masyarakat Indonesia terhadap masalah ekonomi dan ketenagakerjaan cenderung lebih positif dibandingkan dengan negara lain.

Ding telah mempublikasikan temuan perdana Global Prepaid Index untuk Indonesia. Dalam survei itu meneliti bagaimana sikap pengguna terhadap layanan prabayar, seperti telepon seluler prabayar dan tagihan utilitas prabayar.

Hasilnya, terungkap bahwa 93% orang Indonesia yang disurvei telah menggunakan beberapa aspek prabayar, dengan persentase tertinggi di antara tujuh negara yang disurvei.

Melalui laporan tersebut, terungkap jika orang Indonesia paling memiliki rasa tanggung jawab dalam membantu teman dan keluarganya dibandingkan dengan negara lain. Survei ini juga memperlihatkan responden Indonesia sangat memperhatikan perencanaan finansial dan merasa optimis dengan kehidupan perekonomiannya.

“Penelitian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan ekonomi prabayar karena pilihan, bukan karena kebutuhan, dan pasar prabayar memikat banyak orang dari semua tingkat pendapatan mereka. Prabayar memberikan fleksibilitas, transparansi yang lebih baik, serta kontrol keuangan yang lebih baik,” tutur Mark Roden, Founder & Chief Executive Ding.

Baca Juga:  Marak Kebocoran data, Pemerintah-DPR Didesak Libatkan Publik RUU PDP

Roden menambahkan konektivitas telah menjadi sarana yang tak terpisahkan dalam menjaga komunikasi dengan keluarga dan yang lain selama satu tahun terakhir dan diprediksikan akan terus berlanjut di tahun 2021 dan seterusnya.

Responden Indonesia mengungkapkan aktivitas yang paling mereka nantikan saat sudah diperbolehkan ke depannya adalah menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.

“Namun dengan adanya ketidakpastian terkait aturan perjalanan serta tantangan yang dihadapi pasca COVID-19 ke depannya, pulsa seluler dan konektivitas digital akan terus menjadi penting dan dibutuhkan,” pungkasnya.

Menurut GSMA, dari total 350 juta pasar telepon seluler di Indonesia, 97% atau sekitar 340 juta koneksi seluler dibayar di muka. Selain itu, terdapat kebutuhan yang tinggi dari masyarakat Indonesia untuk mempunyai pulsa telepon dan terhubung dengan keluarganya di seluruh dunia.

  • Bagikan