Jakarta – Setelah beberapa hari berspekulasi, roket Long March 5B milik China akhirnya jatuh tak terkendali di Samudera Hindia dekat Maladewa pada hari Minggu (9/5) waktu setempat. Walau tidak diketahui apakah roket ini menyebabkan kerusakan, NASA mengkritik keras China yang tidak bertanggung jawab atas sampah luar angkasanya.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan setelah roket tersebut mendarat, Administrator NASA Bill Nelson mengatakan bahwa negara yang terlibat dalam penjelajahan luar angkasa harus meminimalisir risiko terhadap penduduk dan properti di Bumi saat ada objek yang akan kembali memasuki atmosfer.
Nelson juga menekankan semua negara harus benar-benar transparan dalam mengungkap re-entry seperti ini.
“Jelas bahwa China gagal memenuhi standar terkait puing-puing luar angkasa mereka,” kata Nelson, seperti dikutip dari Gizmodo, Senin (10/5/2021).
“Sangat penting bagi China dan semua negara penjelajah antariksa dan entitas komersial untuk bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa,” sambungnya.
Puing-puing yang jatuh ini merupakan bagian inti roket Long March 5B dengan panjang 30 meter dan lebar 5 meter. Dengan bobot 24 ton, ini merupakan salah satu objek buatan manusia terbesar yang melakukan re-entry tanpa terkendali.
China Manned Space Engineering Office mengatakan sebagian besar roket Long March 5B terbakar di atmosfer dalam proses re-entry. Belum diketahui apakah ada puing-puing yang jatuh di daratan Maladewa.
Roket Long March 5B diluncurkan pada akhir April sebagai bagian dari pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong. Saat itu roket tersebut membawa modul utama stasiun luar angkasa bernama Tianhe yang akan menjadi rumah bagi para astronaut China.
Peluncuran Tianhe merupakan peluncuran pertama dari 11 yang sudah dijadwalkan untuk membuat Tiangong operasional pada akhir tahun 2022. Mengingat masih ada 10 peluncuran lagi, bukan tidak mungkin kejadian roket jatuh bebas seperti ini bisa terjadi lagi di masa depan.
Ini bukan pertama kalinya roket China jatuh bebas ke Bumi. Tahun lalu, roket Long March 5B mengalami hal serupa dan puing-puing dari roket jatuh di daerah pedesaan di Pantai Gading dan merusak beberapa bangunan.
Pada tahun 1979, puing-puing dari proyek stasiun luar angkasa NASA bernama Skylab juga pernah jatuh bebas dari orbit dan mendarat di Australia. NASA kemudian dijatuhi denda sebesar USD 400 oleh kota Esperance di Australia karena membuang sampah sembarangan.
Sumber : https://detik.com
Jika merasa frustasi karena komputer atau laptop kamu hanya sanggup menjalankan aplikasi sederhana seperti browser…
Bakusou Kyoudai Lets & Go Eternal Wings atau biasa disebut dengan Game Tamiya PS1 merupakan permainan balap mobil Mini…
WhatsApp Status kembali mendapatkan fitur baru. Setelah cukup lama diuji coba, WhatsApp akhirnya merilis fitur 'Add…
Chatbot AI saat ini sudah umum dipakai menjadi asisten digital. Tapi menurut Mark Zuckerberg, AI juga bisa…
Polytron jadi merek Indonesia yang terjun dalam industri mobil listrik. Polytron disebut-sebut bakal menjadi mobil…
Fastino, startup kecerdasan buatan asal Amerika Serikat, memamerkan model AI barunya yang ditujukan untuk bisnis. Menariknya, model AI…