Jakarta – Google Play Store merupakan toko aplikasi resmi untuk perangkat Android. Meski begitu, tidak semua aplikasi yang beredar di Play Store bersih dan aman dari malware.
Menurut laporan Kaspersky, sepanjang tahun 2023 aplikasi berbahaya yang disusupi malware diunduh lebih dari 600 juta kali oleh pengguna Android. Jenis malware dan aplikasi berbahaya yang memakan korban juga beragam.
Salah satu kasus terbesar yang ditemukan Kaspersky tahun ini adalah malware SpinOk. Laporan Kaspersky mengklaim ada sekitar 200 aplikasi yang terinfeksi malware SpinOk dan sudah di-download lebih dari 451 juta kali.
Google Play Store juga menjadi rumah bagi game berbahaya, seperti game kloningan Minecraft yang ternyata berisi malware. Kaspersky menemukan 38 game mirip Minecraft di PlayStore yang sudah diunduh lebih dari 35 juta kali.
Ternyata game kloningan ini membawa adware bernama HiddenAds. Tujuan utama malware ini adalah untuk menampilkan iklan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan pengguna. Tapi lama kelamaan, malware ini bisa membuat performa ponsel turun dan baterai jadi cepat boros.
Kasus lainnya yang tidak kalah unik adalah aplikasi iRecorder, aplikasi perekam layar yang pertama kali ditambahkan ke Google Play Store pada September 2021. Tapi pada Agustus 2022, developer-nya ketahuan menambahkan kode berbahaya yang membuat aplikasi ini terinfeksi trojan AhMyth.
Trojan ini bisa merekam suara dari mikrofon setiap 15 menit dan mengirimkannya ke server milik kreator aplikasi. Begitu peneliti menemukan malware pada Mei 2023, aplikasi iRecorder sudah diunduh lebih dari 50.000 kali.
“Contoh ini menunjukkan salah satu dari banyak cara aplikasi berbahaya menyusup ke Google Play. Pertama, penjahat siber mengunggah aplikasi tidak berbahaya ke toko yang dijamin akan melewati semua pengecekan,” kata Kaspersky dalam laporannya, Senin (13/11/2023).
“Kemudian, setelah aplikasi sudah memiliki audiens dan reputasi (yang bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun), aplikasi itu dilengkapi dengan fungsi jahat dalam update berikutnya yang diunggah ke Google Play,” sambungnya.
Untuk menghindari aplikasi berbahaya di Play Store, ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan. Selalu cek nama developer aplikasi, karena banyak aplikasi jahat yang meniru aplikasi populer dengan menggunakan nama, ikon, dan deskripsi yang sama untuk memancing pengguna.
Saat ingin menginstal aplikasi, selalu cek kolom review-nya, terutama review bintang satu yang biasanya berisi keluhan pengguna. Keluhan yang biasanya muncul seperti aplikasi membuat baterai jadi boros, HP jadi overheating, dan performa HP jadi melambat.
Berikut jadwal imsak dan buka puasa Ramadhan 2025 di Kota Serang dari tanggal 1 Ramadhan -…
Jakarta - Pemerintah telah menetapkan awal Ramadan 2025 berdasarkan hasil sidang isbat oleh Kemenag. Begitu pula dengan organisasi masyarakat…
Siapa sangka, salah satu warganet justru mendapat informasi tak terduga yang berasal dari Meta AI.…
Ketika menjalani rutinitas sehari-hari tentu saja kamu pernah merasa suntuk atau jenuh. Supaya kamu bisa…
Sebuah kapal kargo komersial China diduga sengaja menyeret jangkarnya untuk memotong kabel bawah laut yang…
Nabi Sulaiman dikenal sebagai raja yang kaya raya. Para ilmuwan arkeologi kini mengungkap apa sumber kekayaannya,…