Jakarta – Pernyataan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol Dharma Pongrekun viral di media sosial. Pasalnya dalam sebuah potongan video viral dia menyebut ponsel (telepon seluler) bisa merusak sel tubuh manusia.
“Di sini ada gelombang yang mempunyai kekuatan magic, kekuatan hipnotis. Bapak bayangkan kalau sudah menggunakan gelombang. Jadi dalam tubuh kita ini setiap pertambahan hertz akan memengaruhi karakter manusia,” katanya, dikutip dari video YouTube Pendeta Gilbert Lumoindong, Rabu (2/5/2021).
“Kenapa handphone disebut seluler phone? Karena dia menghancurkan sel. Begitu bapak touch, sel kita lemah. Makanya kita gampang sakit, panas, cepat puyeng. Tangan kayak kesemutan, kenapa? Darah jadi kental. Dia berpengaruh langsung pada tubuh,” lanjutnya.
Video tersebut sebenarnya diunggah pada 25 Agustus 2020. Akan tetapi, potongan video tersebut baru-baru ini kembali beredar saat diunggah di TikTok dan Twitter.
Penjelasan Dharma Pongrekun
Dharma Pongrekun kemudian memberi penjelasan terkait viralnya video tersebut. Menurutnya, viralnya video tersebut bukan urusannya. Karena ketika itu dia berbicara dalam kapasitas sebagai jemaat dari pendeta Gilbert Lumoindong.
“Terkait viral bukan urusan saya. Kalau sekarang yang ramai di TikTok bukan saya yang buat di aplikasi TikTok,” kata Komjen Pol Dharma Pongrekun saat berbincang dengan detikcom, Rabu (2/6/2021).
“Saya ketika itu diajak ngobrol sama gembala saya pendeta Gilbert Lumoindong sebagai kapasitas saya sebagai jemaat beliau. Yang dianggap mempunyai pemahaman yang out of the box. Tetapi apa yang saya sampaikan ini bisa saya pertanggungjawabkan.
Jadi bukan kapasitas dalam jabatan saya,” sambungnya.
Dia mengklaim dirinya sebagai seorang praktisi saat menjelaskan soal dampak HP terhadap tubuh tersebut. Saat ditanya jurnal yang dijadikan dasar penjelasannya, dia mengaku bisa mempraktikkannya.
“Saya bukanlah orang teoritis. Tetapi saya orang praktisi. Jadi kalau nanya saya mana referensinya. Saya berbicara bukan textbooks. Saya berbicara out of the box. Kalau saya berbicara out of the box, ditanya referensinya, saya bisa praktikkan. Dan saya bisa buktikkan. Kenapa dunia selalu minta referensinya. Minta jurnalnya. Minta datanya. Karena itu adalah cara dunia mengelabui kita untuk membuat kita lambat mengantisipasi sesuatu yang belum ada referensinya. Belum ada datanya. Nggak bisa dihitung,” ungkapnya.
Kendati demikian, Dharma Pongrekun lantas menyebutkan beberapa referensi yang menguatkan pendapatnya. Beberapa di antaranya ialah jurnal WHO.
“Referensi, boleh baca jurnalnya WHO tahun 2011. Dikatakan bahwa radiasi HP termasuk 1 dari 28 penyebab kanker. Terus kemudian ahli kesehatan dari Kanada James McNamee itu juga demikian,” ujarnya.
Lantas, apakah ponsel bisa merusak sel? Silakan klik halaman selanjutnya.