Jakarta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres meminta Rusia agar menghentikan perilakunya yang mengancam menggunakan nuklir.
Pada pembukaan konferensi utama Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) di New York, Guterres memperingatkan bahwa dunia menghadapi bahaya nuklir yang tidak terlihat sejak puncak Perang Dingin.
Ia menyinggung perang Rusia dengan Ukraina dan ketegangan di semenanjung Korea dan di Timur Tengah. Guterres mengatakan dia khawatir krisis berkaitan dengan nuklir dapat meningkat signifikan.
“Kelangsungan hidup umat manusia tinggal menunggu waktu. Kita masih beruntung sejauh ini. Tapi keberuntungan bukanlah strategi, juga bukan perisai dari ketegangan geopolitik yang memuncak menjadi konflik nuklir,” ujarnya seperti dikutip dari AFP.
Ia menyerukan semua negara berupaya menempatkan warganya di “jalan yang benar” menuju dunia yang bebas dari senjata nuklir. Guterres juga mengatakan konferensi NPT adalah kesempatan untuk memperkuat kesepakatan dan mengurangi kekhawatiran dunia tentang senjata nuklir.
“Menghapuskan senjata nuklir adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa kita tidak akan pernah menggunakannya,” ujarnya.
Guterres menambahkan, saat ini ada hampir 13.000 senjata nuklir disimpan di seluruh dunia. Hal ini terjadi di saat risiko penggunaan senjata nuklir meningkat, sementara upaya untuk mencegah eskalasi krisis melemah.
Jam Kiamat Tak Bergerak
Para ilmuwan menyetel ulang Doomsday Clock atau Jam Kiamat pada 20 Januari 2022. Sayangnya, meski 2021 memunculkan sejumlah harapan sekaligus tantangan baru terkait nasib Bumi kita, hasil penyetelan tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya.
“Jam Kiamat tetap stabil di 100 detik menjelang tengah malam,” kata Presiden Bulletin of the Atomic Scientists, Rachel Bronson
Penentuan waktu didasarkan pada ancaman berkelanjutan dan berbahaya yang ditimbulkan oleh senjata nuklir, perubahan iklim, teknologi yang mengganggu, dan COVID-19. Semua faktor ini diperburuk oleh “ekosfer informasi yang buruk, yang merusak pengambilan keputusan yang rasional.”
Jam Kiamat adalah jam simbolis yang mewakili kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Simbol ini dikelola sejak tahun 1947 oleh anggota Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) di University of Chicago, Amerika Serikat.
BAS sendiri adalah sebuah organisasi yang menilai kemajuan ilmu pengetahuan dan risikonya pada manusia. Mereka membuat Jam Kiamat sebagai pengingat kepada umat manusia agar tidak melakukan kerusakan yang menghancurkan Bumi.
Para peneliti yang tergabung dalam BAS menetapkan jarum Jam Kiamat tahun ini masih sama dengan tahun 2020 dan 2021, yaitu berjarak 100 detik menuju tengah malam.